Benuanta.id – Harga beras di pasaran Kalimantan Timur (Kaltim) belakangan ini mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Kenaikan harga ini mencapai Rp 5 ribu hingga Rp 7 ribu per kilogram, membuat banyak masyarakat mengeluh, termasuk Dian, seorang ibu rumah tangga asal Samarinda.
“Enggak pernah mengalami kenaikan harga beras sampai begini. Sudah gitu, di toko-toko beras banyak yang kosong, cuma 1-2 karung. Kalau dulu banyak dan jenis berasnya juga macam-macam,” ungkap Dian, Kamis (22/2).
Dian menambahkan, dia juga kesulitan menemukan beras di toko-toko retail besar. Ketika dia menanyakan kepada petugas toko, mereka beralasan stok beras sedang tidak ada.
“Miris saja melihatnya. Apalagi kalau di berita-berita seperti televisi itu orang pada ngantre beras,” ujar Dian.
Dian berharap harga beras bisa segera kembali normal, terutama menjelang bulan puasa. Dia khawatir harga beras akan semakin naik.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) UMKM Provinsi Kaltim, Heni Purwaningsih, mengatakan lonjakan harga beras ini disebabkan oleh El Nino.
“Terkait harga ini disebabkan karena produksi beras dalam negeri belum masuk panen raya dan bahkan kemarin akibat dampak El Nino produksi beras mengalami penurunan,” ungkap Heni.
Heni menjelaskan, meskipun harga beras melambung tinggi, stok beras di distributor dan pasar masih mencukupi. Dia menyebut, produksi beras dalam negeri belum memasuki masa panen raya akibat El Nino.
Untuk mengatasi lonjakan harga ini, Disperindagkop Kaltim berkoordinasi dengan pemerintah kota dan kabupaten se-Kaltim untuk menggelar operasi pasar beras dan membentuk toko penyeimbang.
“Sehingga bisa mengendalikan inflasi dan memberikan pilihan kepada masyarakat untuk mendapatkan harga bahan pokok dengan harga yang bersaing,” tandas Heni.