Benuanta – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menggelar rapat tertutup dengan perwakilan Borneo Muda di Decafe Resto, Pastry & Bakery, Balikpapan pada Selasa (3/9) kemarin. Pertemuan tersebut membahas kelanjutan Proyek Sisi Nubi Area of Interest (SNB AOI) yang dipindahkan dari Kalimantan Timur (Kaltim) ke luar wilayah tersebut.
Dalam rapat tersebut hadir sejumlah tokoh penting, termasuk Manager Project PHM Faisal A, Head of Communication Relations dan CID PHM Frans Alexander A. Hukom, serta perwakilan dari SKK Migas dan Borneo Muda.
Ketua Borneo Muda, Harianto Minda, menyatakan bahwa PHM menilai proyek SNB AOI terlalu besar untuk dilaksanakan di Kaltim karena adanya kebutuhan akan platform yang sangat panjang dan besar, yang tidak bisa dipenuhi di wilayah tersebut.
“PHM menjelaskan bahwa proyek ini membutuhkan kaki platform yang sangat panjang sehingga membutuhkan kapal besar. Di Handil, fasilitas yang ada tidak memadai,” ungkap Harianto Minda, Rabu (4/9).
Selain itu, Harianto juga menyoroti keputusan PHM yang melibatkan sekitar 200 pekerja dari Handil yang dibawa ke Riau untuk proyek ini.
“Alasan ekonomi dan keterbatasan waktu menjadi faktor utama pemindahan proyek ini ke luar Kaltim,” katanya.
Namun, Borneo Muda merasa ada kejanggalan dalam pengambilan keputusan terkait proyek besar ini. Harianto Minda mengkritik kurangnya transparansi dan keterlibatan Pemerintah Daerah (Pemda) dalam proyek tersebut. Ia mengingatkan agar proyek ini tidak hanya mengejar keuntungan semata tanpa memperhatikan dampak pada masyarakat lokal.
“Kami hanya ingin masyarakat lokal dilibatkan dalam proyek tersebut sehingga dapat meningkatkan SDM setempat,” tegasnya.
Harianto berharap, ke depan, akan ada proyek migas besar yang dilaksanakan di Kaltim dengan melibatkan partisipasi masyarakat lokal.
“Kita menilai proyek seperti ini sangat penting bagi perekonomian daerah, mengingat proyek SNB AOI saja membutuhkan sekitar tujuh juta jam kerja dengan melibatkan sekitar 2000 tenaga kerja,” jelasnya.
Ketegangan sempat terjadi dalam pertemuan tersebut, dan tidak ada kesepakatan yang dicapai. Borneo Muda memastikan akan mengawal proyek SNB AOI ini hingga ke RDP DPRD Provinsi Kaltim dan Komisi VII DPR RI.