Benuanta.id – Realisasi investasi di Kalimantan Timur (Kaltim) pada triwulan III tahun 2023 mencapai Rp 18,78 triliun. Angka ini meningkat 23,97% dibandingkan triwulan III tahun 2022 yang sebesar Rp 14,22 triliun.
“Realisasi investasi triwulan III ini sudah mencapai 37,75% dari target realisasi investasi tahun 2023 sebesar Rp 64,5 triliun,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim Puguh Harjanto.
Dari total realisasi investasi tersebut, Rp 13,79 triliun berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Rp 4,98 triliun dari Penanaman Modal Asing (PMA).

PMDN Dominasi Sektor Industri Kimia dan Pertambangan
Realisasi PMDN triwulan III 2023 meliputi 4.982 proyek. Sektor usaha yang mendominasi realisasi PMDN adalah industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi dengan nilai investasi Rp 4,59 triliun. Sektor ini menyumbang 33,30% dari total realisasi PMDN.
Sektor pertambangan juga menjadi penyumbang realisasi PMDN yang besar, yaitu sebesar Rp 4,56 triliun atau 32,92%. Sektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan menyumbang 12,08%.

PMA Tersebar di 10 Kabupaten/Kota
Realisasi PMA triwulan III 2023 tersebar di 10 kabupaten/kota di Kaltim. Kutai Timur menjadi kontributor terbesar dengan nilai investasi sebesar Rp 1,78 triliun. Disusul Kutai Kartanegara dengan Rp 955,46 miliar dan Balikpapan dengan Rp 549,28 miliar.
Berdasarkan sektor usaha, subsektor pertambangan menjadi penyumbang terbesar realisasi PMA dengan nilai investasi sebesar Rp 1,71 triliun atau 34,88%. Subsektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan menyumbang Rp 824,63 miliar atau 17,11%.

31 Negara Investasi di Kaltim
Sampai dengan akhir triwulan III 2023, terdapat 31 negara yang berinvestasi di Kaltim. Singapura menjadi negara dengan realisasi investasi terbesar, yaitu sebesar Rp 1,87 triliun. Disusul Tiongkok dengan Rp 955,46 miliar dan Korea Selatan dengan Rp 549,28 miliar.
Peningkatan realisasi investasi di Kaltim menunjukkan bahwa iklim investasi di provinsi ini semakin kondusif. Hal ini didukung oleh berbagai faktor, antara lain kebijakan pemerintah yang pro-investasi, ketersediaan infrastruktur yang memadai, dan potensi sumber daya alam yang besar.