Benuanta.id – Permintaan batu bara dari China dan India yang melonjak dipicu cuaca panas dan kebutuhan energi yang meningkat, mendorong optimisme Bank Indonesia (BI) Kaltim terhadap pertumbuhan ekonomi daerah tersebut di tahun 2024.
Kepala BI Kaltim, Budi Widihartanto, memprediksi sektor pertambangan, khususnya batu bara, akan menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim. Lonjakan permintaan dari dua negara raksasa Asia ini menjadi faktor utama.
“Cuaca panas di China dan India meningkatkan kebutuhan mereka akan pendingin udara, yang berimbas pada permintaan energi dan batu bara,” ujar Budi di Samarinda, Rabu (29/5).
Selain itu, produksi batu bara di kedua negara tersebut dirasa tidak mencukupi kebutuhan domestik, ditambah dengan harga batu bara yang masih tinggi di pasar India dan China.
Faktor lain yang memperkuat prediksi ini adalah rencana kerja perusahaan tambang untuk memproduksi batu bara sebanyak 970 juta ton, jauh melebihi target pemerintah sebesar 750 juta ton.
Di luar kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) 25 persen untuk keperluan dalam negeri, berbagai industri dalam negeri juga masih membutuhkan batu bara untuk memenuhi kebutuhannya.
“Permintaan batu bara dari industri dalam negeri, ditambah indikator-indikator lain, meyakinkan kami bahwa sektor pertambangan batu bara akan memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Kaltim tahun ini,” jelas Budi.
Pada triwulan I-2024, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim mencapai Rp208,15 triliun (harga berlaku) dan Rp139,02 triliun (harga konstan). Lima lapangan usaha utama yang mendominasi pertumbuhan ekonomi Kaltim adalah pertambangan dan penggalian (39,57%), industri pengolahan (18,40%), konstruksi (11,46%), pertanian dalam arti luas (8,51%), dan perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (6,79%). (Antara)