Pendapatan Petani Bisa Rp10 Juta Per Bulan, Begini Hitung-Hitungannya

Redaksi

Foto udara - Lahan persawahan di kawasan Indonesia timur. ANTARA/HO-Humas Kementan.
Foto udara - Lahan persawahan di kawasan Indonesia timur. ANTARA/HO-Humas Kementan.

BenuantaKepala Biro Humas Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Moch Arief Cahyono menjelaskan bahwa pendapatan Brigade Swasembada Pangan atau petani muda milenial bisa mencapai Rp10 juta per bulan atau bahkan lebih, jika mengelola sawah dengan sistem modern.

Arief dalam keterangan di Jakarta, Minggu (24/11), menjelaskan bahwa estimasi penghasilan tersebut sangat mungkin diraih oleh petani muda yang bergabung dalam brigade. Ia menyatakan bahwa Kementan telah melakukan analisis usaha tani secara rinci agar program ini memberikan hasil optimal.

Skema Penghasilan Petani

Arief menjelaskan bahwa setiap brigade yang terbentuk beranggotakan 15 orang dengan mengelola lahan 200 hektare. Mereka akan mengelola lahan selama 5 tahun agar pendapatannya optimal. Dengan produktivitas rata-rata 5 ton per hektare, potensi produksi mencapai 1.000 ton gabah kering panen (GKP) dan asumsi harga gabah Rp6.000 per kilogram, total pendapatan kotor brigade dapat mencapai Rp6 miliar.

“Setelah dikurangi biaya operasional sebesar Rp19 juta per hektare atau total Rp3,8 miliar untuk lahan 200 hektare, maka perkiraan pendapatan bersih dari budidaya padi ini adalah sebesar Rp2,2 miliar dan nantinya dibagi antara brigade dan pemilik lahan,” kata Arief dikutip Antara.

0D0FF625 996A 421B 8AE3 94AA120CA9A1

Skema Bagi Hasil

Program Brigade Swasembada Pangan menggunakan skema bagi hasil 70:30, di mana 70 persen pendapatan diberikan kepada brigade, dan 30 persen untuk pemilik lahan. Selain itu, sebagian dari pendapatan brigade juga disisihkan untuk modal tanam berikutnya agar kegiatan ini berkelanjutan.

Dengan begitu, potensi penghasilan Rp10 juta per bulan bahkan bisa lebih besar jika pengelolaan dilakukan secara lebih efisien dan produktif. “Jika mampu tanam 2–3 kali dalam setahun, hasilnya tentu akan meningkat. Apalagi pemerintah telah menghibahkan alat dan mesin pertanian senilai Rp3 miliar untuk dikelola brigade selama lima tahun,” kata Arief.

Peluang untuk Generasi Muda

Kesempatan ini, menurut Arief, merupakan peluang besar bagi generasi muda yang ingin bergabung. Pendaftaran dapat dilakukan melalui dinas pertanian setempat. Pemerintah tidak hanya memberikan hibah alat dan mesin pertanian (alsintan), tetapi juga menyediakan pendampingan teknis serta benih padi unggul.

Ia menambahkan, Pemerintah telah memetakan wilayah dan lahan sawah yang dapat digarap oleh generasi muda. Ada 12 provinsi yang memiliki lahan yang masih dapat dioptimalkan. “Pak Menteri Pertanian Bapak Andi Amran Sulaiman ingin anak-anak muda terlibat dalam sektor pertanian dengan jaminan keuntungan serta penggunaan teknologi tinggi. Ini merupakan tantangan menarik untuk kreativitas dan semangat kerja keras generasi milenial,” kata Arief.

Dorongan Kementerian Pertanian

Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah pimpinan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus mendorong generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian melalui program Brigade Swasembada Pangan. Dalam program ini, Mentan Amran menyebutkan bahwa petani milenial berpotensi memperoleh penghasilan Rp10 juta per bulan, bahkan lebih.

Dengan pengelolaan sawah yang efisien dan modern, pendapatan Rp10 juta per bulan bukanlah impian bagi petani muda milenial yang tergabung dalam Brigade Swasembada Pangan.

Bagikan:

Baca Juga