Benuanta.id – Generasi rebahan, apakah Anda tahu bahwa gaya hidup Anda yang suka tidur-tiduran, makan enak, minum alkohol, dan merokok bisa berdampak buruk bagi kesehatan Anda? Salah satu risiko yang mengintai Anda adalah kanker pankreas, yaitu kanker yang menyerang kelenjar yang berfungsi menghasilkan enzim pencernaan dan hormon insulin.
Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, MMB, FINASIM, FACP, Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan bahwa gaya hidup rebahan bisa membuat pankreas Anda bekerja lebih keras untuk mencerna makanan dan minuman yang tidak bergizi. Akibatnya, bisa terjadi peradangan kronis, polip, dan kanker di pankreas Anda.
“Anak muda sekarang banyak yang makannya tinggi lemak, misalnya steak, minumnya juga rutin alkohol, merokok juga jadi budaya, lalu obesitas dan seringnya tidak sadar. Itu berisiko terkena kanker pankreas,” ujar Ari dalam diskusi daring bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang diikuti dari Jakarta, Jumat (5/1).
Kanker pankreas adalah jenis kanker yang menyerang kelenjar pankreas, yang berfungsi menghasilkan enzim pencernaan dan hormon insulin. Kanker ini biasanya menyerang orang-orang berusia di atas 55 tahun, namun gaya hidup sedenter bisa membuat dewasa muda di usia 30-an juga berpotensi terkena kanker ini.
Menurut Ari, yang juga Anggota Dewan Pertimbangan Pengurus Besar IDI, gaya hidup sedenter membuat organ-organ tubuh bekerja lebih keras untuk melakukan metabolisme, termasuk pankreas. Jika makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak bergizi dan hanya membebani pankreas, maka bisa terjadi masalah kesehatan, salah satunya kanker.
“Secara logika, makanan tinggi lemak seperti daging merah membuat kinerja organ-organ tubuh menjadi lebih berat. Kalau fungsinya pankreas itu menciptakan enzim, kalau kinerjanya jadi lebih berat artinya bisa menyebabkan masalah. Daging-daging itu bisa sulit dicerna, akhirnya ada peradangan kronis, lalu jadi polip, dan berujung kanker,” papar Ari.
Untuk mencegah kanker pankreas, Ari menyarankan agar menghindari gaya hidup sedenter dan rutin melakukan medical check-up (MCU) atau pemeriksaan medis umum bagi orang-orang berusia di atas 35 tahun. Beberapa hal yang harus diperiksa adalah darah perifer lengkap, fungsi hati, bilirubin total, amilasi, dan Ca19-9 atau pemeriksaan tumor marker.
Pemeriksaan ini penting dilakukan, terutama bagi orang-orang yang sering mengalami nyeri ulu hati, untuk memastikan ada atau tidaknya potensi kanker pankreas. “Kanker pankreas itu dikenal sebagai silent killer karena tingkat kematiannya begitu tinggi setelah penderita dinyatakan memiliki kanker pankreas,” kata Ari.
World Cancer Research Fund International mencatat kanker pankreas menempati posisi ke-12 sebagai kanker yang umum ditemukan di dunia. Pada 2020, secara global ada sebanyak 495.000 kasus kanker pankreas. Laporan di AS lewat Surveillance Epidemiology and End Result Program (SEER) mengungkap pada 2020 ditemukan 57.600 kasus kanker pankreas dan sekitar 90 persen dengan total 47.050 kasus berujung kematian. (Antara)