BENUANTA – Kesulitan air untuk lahan pertanian yang kerap dihadapi petani di Kabupaten Berau akhirnya mendapat perhatian serius. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau menggulirkan pembangunan kawasan irigasi terpadu yang diyakini dapat menjawab keluhan petani selama ini.
Langkah strategis ini tak berdiri sendiri. DPRD Berau, melalui Komisi III, turut mendukung penuh kebijakan tersebut. Anggota Komisi III, Oktavia, menyebut irigasi adalah bagian penting dari upaya menyelamatkan pertanian yang kian tertekan oleh menyusutnya luas lahan dan perubahan iklim.
“Perlu diingat bahwa luas lahan pertanian sudah mulai mengecil. Jadi yang ada saat ini harus kita beri dukungan yang maksimal,” ujarnya.
Menurutnya, pembangunan fasilitas pengairan akan sangat membantu para petani, mengingat pengairan menjadi masalah klasik di wilayah yang dijuluki Bumi Batiwakkal ini. Ia pun meminta komitmen Pemkab Berau tak berhenti pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga menyentuh aspek pendampingan dan keberlanjutan.
Di sisi lain, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau turut memastikan keseriusannya. Kepala Bidang Sumber Daya Air DPUPR, Hendra Pranata, menjelaskan bahwa irigasi terpadu kini menjadi kebutuhan mendesak akibat kondisi iklim yang semakin tak menentu.
“Saat ini kami sudah kolaborasi untuk membangun kawasan irigasi terpadu,” ucap Hendra.
Hendra menyebut banyak petani mengeluh lahan mereka sering mengalami kekeringan dan banjir tahunan, yang berujung pada risiko gagal panen. Karena itu, sistem irigasi yang dirancang kini diupayakan lebih adaptif terhadap kondisi cuaca ekstrem.
Program ini menjadi bentuk kolaborasi lintas lembaga antara eksekutif dan legislatif untuk memperkuat ketahanan pangan lokal di tengah tantangan lingkungan yang kian kompleks. (Adv/DPRD Berau)