Menyicip Robusta Manis Wangi Melati di Cupping Seberataan Bubuhan Kopi Samarinda

Redaksi

PXL 20240203 083821359.MP  scaled
PXL 20240203 083821359.MP scaled

Benuanta.id – Komunitas Bubuhan Kopi Samarinda (BKS) dan Wiliam Edison (WE) memanjakan para pecinta kopi di Kota Tepian dengan Cupping Seberataan di Konus 0.2 Jalan Kuranji Samarinda. Acara ini merupakan bagian dari program WE Kopi Kolaborasi Batch 4 yang mengkurasi kopi spesial dari petani di seluruh Indonesia.

Sekitar 20 peserta dari Samarinda, Tenggarong, hingga Samboja berkesempatan mencicipi 27 sampel kopi nano lot terbaik versi WE yang akan dilelang secara online. Nano lot merupakan kopi dengan jumlah produksi sangat terbatas, biasanya kurang dari 100 kg.

Salah satu peserta, Valdie Setiawan, mengaku terkesan dengan keunikan rasa dan aroma kopi yang disajikan.

“Ada beberapa beans yang surprise banget. Ada di nomor 17 tapi saya lupa kopi dari mana, dan juga robustanya Mas Reza JB Coffee Temanggung, benar-benar beda dari robusta lainnya. Senang sekali WE dan komunitas lokal mengadakan acara seperti ini,” ungkap Valdie, Sabtu (3/2).

Valdie pun tertarik untuk mengikuti lelang beberapa kopi yang disukainya. Ia terkesan dengan robusta yang memiliki aroma floral seperti melati. “Biasanya robusta identik dengan rasa nutty dan dark chocolate, tapi robusta Mas Reza tadi beda. Ada aroma floral dan rasa yang lebih manis, seperti melati,” tuturnya.

Sigit Soeharto, pendiri BKS, menjelaskan bahwa acara ini merupakan yang ketiga kalinya diadakan. Biasanya cupping seberataan menggunakan kopi dari roastery lokal, namun kali ini mereka bekerja sama dengan WE.

“WE mengkurasi kopi dari beberapa petani, mereka nilai dan lombakan. Nah, 27 sampel kopi nano lot terbaik versi Wiliam Edison inilah yang kita cicipi,” kata Sigit.

Selain menikmati kopi, acara ini juga menjadi ajang silaturahmi para pecinta kopi. Sigit berharap acara ini memicu komunitas BKS untuk lebih aktif mengenalkan kopi kepada masyarakat.

“Esensi komunitas itu tidak harus serius. Minimal kita bisa ngumpul dan bersenang-senang dengan kopi,” ujar Sigit.

Sigit juga mengapresiasi perkembangan proses pasca panen kopi robusta yang semakin beragam dan unik. Contohnya, proses eksperimental kopi menggunakan yeast atau mikroorganisme, classic honey, dan anaerobic natural.

“Dulu robusta itu cuma natural atau wash. Sekarang ada anaerobic natural dan macam-macam. Petani ingin mengeluarkan aroma dan rasa yang tidak selalu pahit dan pekat. Mereka ingin menunjukkan bahwa robusta juga bisa manis dan wangi,” papar Sigit.

Cupping Seberataan Bubuhan Kopi Samarinda menjadi bukti bahwa kopi robusta memiliki potensi besar untuk memikat para pecinta kopi. Perkembangan proses pasca panen yang inovatif dan aroma unik seperti melati menjadi daya tarik tersendiri bagi kopi robusta.

Bagikan:

Baca Juga