Komisi IV DPRD Kaltim Dorong Ketahanan Farmasi Nasional, Dukung Produk Lokal dan Jamu

Redaksi

Gambar WhatsApp 2023 11 22 pukul 21.00.55 e649204a
Gambar WhatsApp 2023 11 22 pukul 21.00.55 e649204a

Benuanta.id – Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Salehuddin, mendorong transformasi kesehatan dalam penyediaan obat-obatan di provinsi berjuluk Bumi Mulawarman.

“Kami berharap ada kerja sama antara Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN, dan industri farmasi lokal untuk mencari terobosan agar proses fabrikasi obat-obat penting bisa ada di Indonesia, termasuk bahan bakunya,” kata Salehuddin.

Salehuddin berpendapat, Indonesia tidak hanya mengandalkan obat-obatan impor dari luar negeri yang mungkin memiliki biaya operasional cukup rendah, tetapi pun memanfaatkan potensi obat tradisional seperti jamu yang khasiatnya sudah terbukti.

“Selama ini jamu kurang di-upgrade dalam hal pengolahan dan produknya. Padahal, jamu bisa membantu masyarakat kita, terutama petani yang bergerak dalam bidang apotek kultural atau herbal,” ungkap Salehuddin.

Ia menilai, kebijakan ketahanan farmasi nasional tidak hanya dapat menguntungkan bagi masyarakat secara luas dalam hal kesehatan, namun juga memberikan dampak positif di sektor perekonomian masyarakat, secara khusus para petani yang menyediakan bahan baku obat-obatan.

“Pemerintah saat ini juga harus meningkatkan kelembagaan dan sumber daya manusia di bidang farmasi, agar bisa bersaing dengan negara-negara lain. Transformasi kesehatan ini harus didorong oleh semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat,” kata Salehuddin.

Selain itu, Salehuddin juga menyambut baik Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 tahun 2023 yang memberikan kemudahan bagi para dokter umum dalam pengaksesan pendidikan spesialis.

“UU Kesehatan ini memberikan keringanan terhadap dokter umum kita untuk mengakses spesialis,” tuturnya.

Salehuddin berharap, dengan kemudahan tersebut, penyebaran tenaga kesehatan, terutama dokter spesialis dapat lebih merata di daerah-daerah. Ia menambahkan bahwa saat ini di Kaltim masih dalam kondisi kekurangan dokter spesialis, terutama di tingkat Kabupaten atau Kota dan Puskesmas.

“Kita harus dorong transformasi ini agar bisa meningkatkan kualitas layanan kesehatan di daerah. Kaltim sendiri sudah cukup baik, melampaui angka nasional, tapi kita harus terus berbenah,” jelasnya.

Salehuddin juga menekankan pentingnya menjalin kerja sama antara berbagai pihak yang terkait dalam bidang kesehatan, seperti kader posyandu, birokrasi desa, sampai dengan RT.

“Kita harus aktifkan semua instrumen layanan kesehatan di masing-masing tingkat, termasuk farmasi. Kita juga harus inovasi terkait dengan farmasi di Indonesia untuk menekan harga obat-obatan,” tandasnya. (Tik/Ftr/Adv/DPRD Kaltim)

Bagikan:

Baca Juga