Hasil Uji Lab BBM Penyebab Brebet Massal di Samarinda, Ada Kandungan Polimer Perusak Mesin

Redaksi

Hasil Uji Lab BBM Penyebab Brebet Massal di Samarinda, Ada Kandungan Polimer Perusak Mesin
Wali Kota Samarinda Andi Harun saat melakukan konferensi pers hasil uji lab BBM penyebab brebet massal di Samarinda. Foto: Istimewa.

BENUANTADugaan kerusakan massal mesin kendaraan akibat bahan bakar Pertamax yang beredar di Samarinda menemukan titik terang. Hasil uji laboratorium yang dilakukan Pemerintah Kota Samarinda menunjukkan adanya kandungan zat berbahaya dalam sampel BBM dari kendaraan warga yang terdampak.

Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengatakan pihaknya menindaklanjuti laporan warga yang sempat viral di media sosial. Laporan itu menyebutkan kendaraan mereka mengalami brebet hingga mogok setelah mengisi BBM jenis Pertamax di sejumlah SPBU di kota itu.

“Untuk menjawab keresahan publik, kami minta Politeknik Negeri Samarinda melakukan pengujian independen terhadap sampel BBM dari kendaraan warga yang terdampak,” ujar Andi dalam konferensi pers di Balai Kota, Senin (5/5/2025).

Hasilnya cukup mencengangkan. Dari tiga sampel yang diuji, angka oktan (RON) tercatat di bawah standar Pertamax yang seharusnya minimal 92. Salah satu sampel bahkan hanya memiliki RON 86,7. Selain itu, kandungan timbal, air, aromatik, dan benzena ditemukan melebihi ambang batas aman. doosanequipment.com

Tak berhenti di situ, hasil laboratorium juga mengungkap jejak logam berat seperti timah dan rhenium, serta senyawa polimer kompleks seperti polyethylene dan polystyrene. Polimer ini terbentuk akibat reaksi oksidasi bahan bakar, dan dapat menyebabkan pembentukan getah (gum) yang menyumbat filter serta merusak sistem injeksi bahan bakar.

“Hasil uji ini juga sudah divalidasi oleh beberapa lembaga di luar Kalimantan. Tapi, untuk sementara belum bisa kami buka semuanya ke publik,” ujar Andi.

Ia menegaskan bahwa Pemkot tidak ingin berspekulasi soal pihak yang bertanggung jawab. Semua temuan dan data uji telah diserahkan ke aparat penegak hukum untuk ditindaklanjuti secara hukum.

Sebelumnya, Pertamina sempat mengklaim bahwa BBM dari tangki T-05 Terminal Pertamina, serta dari SPBU Slamet Riyadi dan APT Pranoto, memenuhi standar. Namun kenyataan di lapangan justru menunjukkan kerusakan mesin yang meluas.

Pemkot Samarinda menegaskan komitmennya untuk melindungi warga dan memastikan distribusi BBM ke depannya benar-benar aman. Pemeriksaan lebih lanjut terhadap rantai pasok BBM di Samarinda disebut sedang berlangsung, termasuk kemungkinan pencemaran di luar sistem distribusi resmi. (*)

Bagikan:

Baca Juga