Benuanta.id – Puluhan emak-emak dari berbagai daerah di Samarinda menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) pada Rabu (24/7). Mereka menyuarakan penolakan terhadap pungutan liar (pungli) dan komersialisasi pendidikan yang dianggap memberatkan beban orang tua.
Para demonstran membawa spanduk dan sayur-mayur sebagai simbol beban hidup yang semakin berat akibat biaya pendidikan yang tinggi. Salah satu orator, Rina Zainun, mengungkapkan keresahannya terkait praktik pungutan liar buku paket sekolah yang mencapai Rp2.000.000 untuk 10 buku.
“Kami sangat kesulitan memenuhi semua tuntutan biaya pendidikan. Padahal, pemerintah sudah menggratiskan pendidikan. Namun, di lapangan masih banyak pungutan yang harus kami bayar,” ujar Rina.
Rina juga menyoroti masalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang dianggap tidak transparan. Menurutnya, informasi mengenai sekolah gratis seringkali tidak jelas, sehingga banyak orang tua yang merasa terbebani dengan berbagai biaya tambahan.
“Kami berharap pemerintah dapat mengambil tindakan tegas untuk mengatasi masalah ini. Pendidikan seharusnya menjadi hak semua anak, tanpa terkecuali,” tegas Rina.
Aksi demonstrasi ini mendapat perhatian dari berbagai pihak. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur diharapkan dapat segera merespon tuntutan para orang tua murid dan mencari solusi yang adil bagi semua.