Benuanta.id – Kasus stunting di Indonesia masih menjadi perhatian serius, termasuk di Desa Kota Bangun II, Kecamatan Kota Bangun Darat, Kutai Kartanegara (Kukar). Data dari Posyandu dan Puskesmas Rimbayu menunjukkan, 12 anak di desa tersebut terindikasi mengalami stunting atau kekurangan nutrisi.
Menanggapi hal ini, Pemerintah Desa (Pemdes) Kota Bangun II bergerak cepat untuk menurunkan angka stunting di wilayahnya. Berbagai upaya pun dilakukan, salah satunya melalui program pemberian makanan bergizi selama 3 bulan.
“Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi anak selama 3 bulan,” ujar Kepala Desa Kota Bangun II, Joko Purnomo, Rabu (5/6).
Pembiayaan program ini berasal dari Anggaran Dana Desa (ADD) yang dialokasikan khusus untuk penanganan stunting. Selain itu, Pemdes juga melibatkan peran aktif kader Posyandu di setiap RT untuk memantau tumbuh kembang anak secara berkala.
“Untuk anak yang terkena stunting, mereka akan didampingi secara intensif oleh pihak desa, Puskesmas, dan Posyandu,” jelas Joko.
Joko berharap dengan langkah-langkah tersebut, angka stunting di Desa Kota Bangun II dapat segera diatasi. Ia pun menghimbau kepada para orang tua untuk lebih memperhatikan asupan gizi anak dan mengetahui ciri-ciri stunting sedini mungkin.
“Kami harap stunting di Desa Kota Bangun II dapat segera teratasi dan ke depannya tidak ada lagi anak-anak yang terkena stunting,” katanya.
Upaya Pemdes Kota Bangun II dalam memerangi stunting ini patut diapresiasi. Diharapkan dengan sinergi semua pihak, kasus stunting di Indonesia, khususnya di Kukar, dapat diatasi dan generasi penerus bangsa tumbuh dengan sehat dan kuat. (Mam/Ftr/Adv/Diskominfo Kukar)