BENUANTA – Ketimpangan antara kebutuhan perusahaan dan kesiapan tenaga kerja lokal di Kabupaten Berau kembali disorot. Anggota Komisi III DPRD Berau, Vitalis Paulus Lette, menilai pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) sudah sangat mendesak. Hingga kini, fasilitas tersebut belum juga terealisasi, padahal kebutuhan dunia industri terhadap tenaga kerja terampil terus meningkat.
Vitalis menyebut banyak perusahaan di Berau yang menerapkan standar tinggi dalam rekrutmen karyawan. Sementara masyarakat lokal kerap tidak mampu memenuhi spesifikasi tersebut, karena minimnya pelatihan dan sertifikasi.
“Hasilnya, banyak masyarakat yang sulit mendapatkan pekerjaan. Karena standar yang diberlakukan perusahaan tidak bisa dipenuhi oleh mereka,” tegasnya.
Ia menilai, keberadaan BLK bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan kebutuhan mendasar agar warga lokal memiliki daya saing. BLK, lanjutnya, berperan sebagai lembaga pelatihan sekaligus pemberi sertifikasi kompetensi.
“Kalau kita punya BLK, pekerja lokal bakal lebih meningkat kemampuannya, dan mampu bersaing di tanah mereka sendiri,” ujarnya.
Menurutnya, tanpa pelatihan dan sertifikat kompetensi yang diakui industri, warga lokal akan terus terpinggirkan dari peluang kerja di daerah sendiri. Ia menekankan bahwa rendahnya penyerapan tenaga kerja lokal bukan karena malas, melainkan karena tidak didukung oleh sistem yang menyiapkan mereka dengan baik.
Vitalis berharap, pemerintah daerah tak lagi menunda pembangunan BLK. Ketidaksiapan SDM lokal hanya akan memperbesar ketergantungan pada tenaga kerja dari luar daerah, yang pada akhirnya menimbulkan kesenjangan sosial dan ekonomi di tengah masyarakat Bumi Batiwakkal. (Adv/DPRD Berau)
