Benuanta.id – Di tengah gejolak perkembangan era digital, banyak pasar tradisional yang terpinggirkan, ditinggalkan oleh konsumen yang lebih suka berbelanja online. Namun, sebuah startup asal Kalimantan Utara, MALMA, berusaha mengubah dinamika ini.
Dengan jargon yang menggema, “Pasar Tradisional dalam Genggaman,” MALMA tampil gemilang di Even InaRI Expo 2023 yang digelar oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Acara tersebut berlangsung dari tanggal 20 hingga 23 September 2023 di ICC Building BRIN, Kawasan Sains Teknologi (KST) Soekarno, Cibinong, Bogor.
Pendiri MALMA, Idrus Aljufrie, bukanlah sekadar seorang wirausaha, namun juga seorang ustaz di Pondok Pesantren Alkhairaat Tanjung Selor. Ia berbicara penuh semangat tentang perjalanan unik startup-nya dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Benuanta.id.
Idrus menjelaskan, ide untuk memulai MALMA muncul dari keprihatinannya melihat banyak pasar tradisional yang sepi pengunjung akibat transformasi ke era digital. Di zaman di mana konsumen cenderung beralih ke belanja online, pasar tradisional seringkali ditinggalkan begitu saja.
“Jadi muncul ide untuk menghidupkan kembali pasar tradisional, membuatnya kembali ramai dan makmur,” kata Idrus kepada Benuanta.id, Selasa (26/9).
Salah satu dorongan kuat bagi Idrus adalah membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) beradaptasi dengan perubahan zaman. Idrus berkeinginan memberikan kesempatan kepada UMKM untuk ikut serta dalam era digital dan merasakan kesuksesan seperti yang mereka nikmati sebelum era transformasi.
Tantangan Terbesar: Membangun Kepercayaan
Idrus mengakui tantangan terbesar yang dihadapi oleh MALMA adalah membangun kepercayaan di tengah masyarakat. Di tengah maraknya e-commerce saat ini, mereka harus meyakinkan pedagang dan pembeli untuk bergabung dan menggunakan platform mereka.
“Dengan maraknya E-Commerce saat ini, tentu saja tantangan terbesar bagi kami adalah membangun kepercayaan di kalangan masyarakat agar mereka mau mendaftarkan tokonya di platform kami,” lanjut pria kelahiran 7 Maret 1994 ini.

Strategi Utama: Berfokus pada Pedagang dan Pelaku Usaha Toko Online
Idrus lanjut berbagi kabar gembira bahwa mereka berhasil lolos seleksi BRIN, yang memberikan mereka akses ke dana dan pelatihan yang sangat dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis mereka. Menariknya, dari seluruh Kalimantan, hanya ada dua perusahaan startup yang berhasil lolos seleksi, salah satunya adalah MALMA dari Kalimantan Utara.
“Alhamdulillah kami satu-satunya startup dari Kaltara yang lolos seleksi BRIN, sehingga kami mendapat bantuan dana dan pelatihan pengembangan bisnis,” tambah Idrus.
Strategi utama MALMA adalah berfokus pada pendekatan langsung kepada pedagang dan para pelaku usaha toko online. Mereka meyakini bahwa memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh para pemangku kepentingan ini adalah kunci untuk bertahan dalam persaingan yang sengit.

Harapan untuk Masa Depan
Idrus Aljufrie berharap aplikasi MALMA dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Mereka menciptakan aplikasi ini dengan tujuan untuk membantu dan menyelamatkan pasar tradisional, dan mereka berharap agar visi ini dapat terwujud.
“Harapan kami adalah agar aplikasi ini dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Kami menciptakan aplikasi ini untuk mereka,” tegas Idrus.
MALMA adalah bukti nyata bahwa era digital tidak harus menghancurkan pasar tradisional. Dengan semangat dan inovasi, MALMA bertekad untuk menghadirkan pasar tradisional dalam genggaman kita, menjembatani kesenjangan antara tradisi dan teknologi, serta memberikan harapan bagi UMKM serta masyarakat umum untuk terus beradaptasi dengan perubahan zaman.