Pariwisata Kaltim Berbasis Komunitas, Akmal Malik: Lebih Berdampak

Redaksi

Tangkapan Layar 2024 02 27 pukul 17.44.56
Tangkapan Layar 2024 02 27 pukul 17.44.56

Benuanta.id – Sektor pariwisata di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi salah satu sumber ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan. Pemprov Kaltim terus mencari pola pengembangan terbaik untuk mengoptimalkan potensi pariwisata daerah.

Salah satu pola yang diusulkan oleh Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik, adalah pariwisata berbasis komunitas. Menurutnya, pola ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal, baik secara ekonomi maupun sosial.

“Buatlah event desentralisasi di kabupaten/kota. Misalkan, festival kerbau rawa di Mahakam Ulu berbasis komunitas. Perbanyak event pariwisata kita di wilayah remote area. Itu lebih berdampak, yang penting masyarakat lokal kita merasakan dampak secara ekonomi,” kata Akmal Malik saat Coffee Morning bersama awak media, Selasa (27/2).

Akmal Malik mengkritik kebijakan pariwisata yang selama ini terlalu berfokus pada event-event besar yang menarik wisatawan luar daerah. Ia menilai, hal itu tidak efektif dan tidak memberikan manfaat bagi warga setempat.

“Kebijakan pariwisata terlalu ingin besar, tapi diam. Tidak kolaboratif. Jangan paksakan banyak orang luar datang. Dari pada banyak orang datang tapi hanya bawa duit Rp 2 ribu, lebih baik sedikit orang tapi bawa Rp 40 ribu. Bikin wisata yang eksklusif,” ujarnya.

Ia juga meminta Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim untuk memetakan dan mengintegrasikan event pariwisata tiap kabupaten/kota. Ia berharap, kolaborasi antar pemerintah provinsi, kabupaten/kota dan seluruh stakeholder kepariwisataan dapat menciptakan orkestrasi pembangunan pariwisata yang lebih maju.

“Harus dikolaborasikan! Uang sedikit, jangan jalan sendiri-sendiri. Tidak akan jadi daging itu,” tegasnya.

Bagikan:

Baca Juga