BENUANTA – Ovan Anggono tak sedang bikin lagu untuk gaya-gayaan. Ia tak bicara soal kecepatan atau knalpot berisik. Tapi tentang bagaimana hidup terus berjalan, meski jalanan penuh persimpangan.
Melalui single keduanya yang bertajuk “Cowboyz Kota”, rapper asal Samarinda ini kembali menyalurkan rima penuh kesadaran, khas aliran conscious rap yang ia usung sejak debutnya, “Bawa Kembali” (2023). Tapi kali ini, ia menyelipkan filosofi hidup harian lewat kiasan sederhana: motor, jalan, dan arah kompas.
“Cowboyz Kota bukan lagu gaya-gayaan, tapi ini gaya hidup,” ucap Ovan, Rabu (11/6/2025).
Ia menulis tentang kebiasaan sederhana seperti menyapa tetangga di tengah laju motor, atau menepi saat kabut menghadang arah. Tapi dari situ, muncul tafsir tentang pilihan hidup, rasa lelah, dan keberanian untuk putar balik jika ragu mulai terasa benar.
Liriknya tak menggurui, tapi mengajak berpikir. Dengan narasi tentang persimpangan, keberanian mengubah arah, hingga penghormatan untuk veteran jalanan, Ovan mengajak pendengarnya mengenali diri mereka sendiri—mereka yang tiap hari menunggang “kuda besi” untuk bertahan hidup di kota.
“Selagi kita masih menggunakan kuda besi (roda dua), kita semua adalah Cowboyz Kota,” kata Ovan.
Tak berhenti di lirik, eksperimen musikal dalam lagu ini terasa kentara. Gitar elektrik dari Jeri Rahmadani menambahkan tensi emosional yang jarang terdengar dalam political hip hop lokal. Proses mastering digarap oleh Angga a.k.a. SNDSTRZ, produser asal Jawa Timur, memperkuat kualitas produksi antar daerah.
Ovan menulis, memproduksi, dan merekam lagunya sendiri di Chosen One Records—studio kecil di Samarinda. Tapi semangat dan visinya jauh melampaui batas kota.
“Cowboyz Kota” adalah surat jalan. Ditulis oleh anak muda Timur Kalimantan untuk mereka yang bosan rutinitas, muak dicekik kota, tapi masih ingin menyalakan arah.
Lagu ini bisa didengarkan di semua platform digital. Tapi untuk memahaminya, mungkin butuh lebih dari sekadar sekali putar. (*)