BENUANTA – Liverpool sedang dalam periode krisis serius. Kekalahan dramatis 1-2 dari Chelsea, Minggu (5/10/2025) dini hari WIB, menjadi kekalahan ketiga mereka secara beruntun di semua kompetisi.
Rentetan hasil buruk ini tidak hanya menimbulkan kekhawatiran, tetapi juga berdampak langsung pada posisi mereka. Sang juara bertahan kini harus merelakan posisi puncak klasemen Liga Inggris direbut oleh rivalnya, Arsenal.
Rentetan Hasil Buruk
Masa sulit bagi The Reds dimulai akhir pekan lalu saat mereka secara mengejutkan takluk dari Crystal Palace di liga. Nestapa berlanjut di tengah pekan saat mereka kembali tumbang, kali ini dari Galatasaray di ajang Liga Champions.
Kekalahan dari Chelsea menjadi pukulan ketiga yang menyakitkan. Sempat menyamakan kedudukan melalui Cody Gakpo, Liverpool harus melihat asa meraih satu poin sirna setelah kebobolan gol penentu dari Estêvão Willian di masa injury time.
Lini Pertahanan Jadi Sorotan
Performa Si Merah, khususnya di lini pertahanan, kini menjadi sorotan utama. Mereka terlihat sangat rapuh dan mudah kecolongan gol dalam situasi transisi cepat dari lawan.
Masalah ini diperparah dengan isu bola mati yang sebelumnya dikeluhkan oleh manajer Arne Slot. Dulu menjadi senjata, kini situasi set-piece justru kerap menjadi titik lemah yang dieksploitasi lawan.
Tiga kekalahan beruntun ini menjadi ujian berat pertama bagi manajer Arne Slot musim ini. Ia kini dituntut untuk segera menemukan solusi sebelum jeda internasional jika tidak ingin timnya semakin terpuruk dalam persaingan gelar.
