BENUANTA – Menulis itu bukan sekadar merangkai kata. Bagi sebagian orang, menulis adalah cara untuk bercerita, menyembuhkan diri, bahkan mencari makna dalam keseharian. Hal inilah yang tampaknya dirasakan oleh Erich Susilo, sosok di balik blog Erich Susilo Daily.
Dari tulisannya yang konsisten dan penuh nuansa personal, bisa dibilang menulis bukan hanya aktivitas iseng bagi Erich. Ini adalah bagian dari dirinya. Sebuah passion.
Dari Hobi Jadi Kebiasaan Positif
Banyak orang memulai menulis karena tugas sekolah, jurnal harian, atau iseng bikin caption panjang di media sosial. Erich pun tidak jauh berbeda. Namun, seiring waktu, menulis tumbuh jadi kebiasaan yang punya tempat khusus dalam hidupnya.
Di blog Erich Susilo Daily, ia berbagi berbagai topik yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Mulai dari opini ringan, refleksi pribadi, sampai cerita soal hobi dan rutinitas. Yang menarik, semua itu ditulis dengan gaya yang ringan tapi bermakna. Terkesan sederhana, tapi kalau dibaca pelan-pelan, sering kali bikin mikir atau bahkan tersentuh.
Menulis Sebagai Cara Mengenal Diri
Buat Erich, menulis bukan hanya untuk dibaca orang lain. Ini juga jadi cara untuk mengenal dirinya sendiri. Melalui tulisan, ia bisa merekam apa yang dipikirkan, dirasakan, atau sekadar diamati dari dunia sekitar.
Tulisan-tulisannya menunjukkan bahwa menulis bisa jadi alat refleksi yang kuat. Di era yang serba cepat ini, punya ruang untuk berhenti sejenak dan menuliskan isi kepala itu seperti nafas segar. Dan Erich memanfaatkan itu dengan sangat baik.
Konsisten di Tengah Dunia yang Sibuk
Salah satu hal yang patut diapresiasi dari Erich adalah konsistensinya. Membangun dan merawat blog pribadi tidaklah mudah, apalagi ketika tidak dikejar target atau imbalan instan. Tapi Erich tetap menulis. Tetap berbagi. Tetap hadir.
Mungkin itulah kekuatan seorang penulis sejati. Bukan soal seberapa banyak pembaca yang datang, tapi soal bagaimana ia terus menulis karena memang itu adalah bagian dari dirinya.
Blog Sebagai Medium Utama
Lewat erichsusilodaily.com, Erich punya ruang bebas untuk mengekspresikan pikirannya. Tidak dibatasi algoritma media sosial, tidak dipengaruhi tren viral. Blog ini menjadi semacam rumah digital bagi pemikiran dan perasaan yang ingin ia bagi.
Pembaca bisa merasakan bahwa setiap tulisan di blog tersebut dibuat dengan niat yang tulus. Bukan sekadar mengejar jumlah klik, tapi ingin menyampaikan sesuatu yang berarti. Mungkin bukan untuk semua orang, tapi pasti akan sampai ke mereka yang sedang butuh bacaan yang menenangkan.
Menulis dan Membangun Komunitas
Menariknya, Erich tidak menulis untuk dirinya sendiri saja. Ia juga membuka ruang komunikasi dengan pembacanya lewat media sosial dan kolom komentar. Dari situ, mulai terbangun komunitas kecil yang tumbuh dari keinginan yang sama: saling berbagi dan saling menginspirasi.
Ada rasa akrab yang muncul ketika membaca tulisannya. Seperti sedang duduk di teras rumah, ditemani secangkir kopi, sambil ngobrol santai tentang hidup.
Menulis Bukan Tujuan, Tapi Proses
Erich Susilo menunjukkan bahwa menulis tidak harus dimulai dari sesuatu yang besar. Cukup dari hal kecil di sekitar kita. Dari perasaan yang susah dijelaskan. Dari pemikiran yang terlalu sayang untuk dilupakan.
Passion menulis yang ia miliki bukan sekadar tentang menghasilkan karya. Tapi tentang membentuk kebiasaan, menjaga kewarasan, dan menciptakan ruang untuk menjadi diri sendiri.
Kalau kamu juga sedang mencari semangat menulis, mungkin blog Erich Susilo Daily bisa jadi tempat yang tepat untuk mulai. Siapa tahu, tulisan-tulisan di sana bisa jadi inspirasi kecil yang memicu kamu untuk ikut menulis juga.
Kunjungi blognya di erichsusilodaily.com dan rasakan sendiri bagaimana passion menulis bisa terasa dari setiap paragraf.



